kekasihallah swt yang tersembunyi habib novel alaydrus#habib novel#habib novel alaydrus#habib novel terbaru
VIVABola - Bek PSIS Semarang sekaligus Pilar Timnas Indonesia Alfeandra Dewangga viral. Ia dikabarkan selingkuh dan putus dengan sang kekasih, Vivi Novika. Info itu mencuat setelah ada unggahan di medsos Vivi yang curhat tentang hubungannya dengan Dewangga. Bahkan tagar Dewangga pun menjadi trending topic di twitter. Di Instagram Story-nya
Bagaimanakriteria hamba-hamba yang menjadi kekasih Allah? Simak sampai selesai agar tidak gagal paham. Silahkan simak video-video lain di Channel ini jika b
Semogabermanfaat :) Silahkan subscribe, like, comment and share ya Follow my socmed :Instagram : : https://faceboo
Seringkalikita mendengar lafal "habibullah" dan kerap diartikan secara sederhana menjadi kekasih Allah. Berlebihan kah makna itu? Lafal tersebut lebih tepat diartikan sebagai orang yang dicintai oleh Allah-ini lebih selamat dari kesalahan interpretasi. Cinta dari Allah tentu terhindar dari kesan sebagaimana kasih sayang tak ubahnya sepasang kekasih. Cinta Allah kepada hamba-Nya
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay.
Pixabay Seringkali kita mendengar lafal “habibullah” dan kerap diartikan secara sederhana menjadi kekasih Allah. Berlebihan kah makna itu? Lafal tersebut lebih tepat diartikan sebagai orang yang dicintai oleh Allah–ini lebih selamat dari kesalahan interpretasi. Cinta dari Allah tentu terhindar dari kesan sebagaimana kasih sayang tak ubahnya sepasang kekasih. Cinta Allah kepada hamba-Nya termasuk Rasulullah SAW tentu tak menjadikan Allah tersekutukan dengan makhluk. Pun tak lantas menyamakan Allah SWT serupa dengan makhluk. Sifat Allah yang mencintai hamba-Nya telah ditetapkan di dalam Al-Quran dalam banyak kesempatan. Ada beberapa sifat hamba-hamba-Nya yang secara tegas menjadi sebab bagi Allah SWT untuk mencintainya. Apa saja itu? 1. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertaubat dan Mensucikan Diri Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri. QS. Al-Baqrah222 2. Allah SWT Mencintai Orang Muhsin Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang muhsin QS. Al-Baqarah195 3. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertakwa Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. QS. Ali Imran 76 4. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertawakkal Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS. Ali Imran159 5. Allah SWT Mencintai Orang yang Sabar Allah mencintai orang-orang yang sabar QS. Ali Imran 146 6. Allah SWT Mencintai Orang yang Adil Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil. QS. Al-Maidah 42 7. Allah SWT Mencintai Orang yang Berperang di JalanNya Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. QS. Ash-Shaff4 8. Allah SWT Cinta Generasi Islam yang Spesifik Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui. QS. Al-Maidah 54 Kita pun mendapatkan lebih banyak lagi kriteria hamba yang Allah cintai jika kita membuka hadits-hadits nabawiyah. Cinta Allah SWT itu tak terbatas kepada Rasulullah SAW saja, namun juga kepada banyak orang yang memenuhi kriteria. Khusus untuk Rasulullah SAW, ada “level” kecintaan Allah SWT tersendiri yang lebih khusus, lebih spesifik. Wajar bila salah satu julukan beliau adalah lafal di atas “habibullah”. Orang yang dicintai Allah. Wallahua’lam. [Paramuda/BersamaDakwah]
– Para kekasih Allah SWT terbagi menjadi dua bagian. Di antaranya Al-Muqtashid orang yang sedang-sedang dan Assabiquna bil khairat orang yang bersegera berbuat kebajikan. Dikutip dari buku Jangan Takut Hadapi Hidup karya Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, Dalam hadits Qudsi Rasulullah ﷺ bersabda, Allah SWT berfirman . وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ "Tidaklah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang paling dicintainya dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia menampar, kakinya yang dengannya ia berjalan, jika ia meminta kepada-Ku, sungguh Aku akan memenuhi permintaanya dan jika ia meminta perlindungan-Ku, sungguh Aku akan melindunginya." HR Bukhari Adapun Al-Muqtashid artinya mereka yang merasa cukup dengan melaksanakan segala kewajiban yang telah dibebankan Allah SWT kepadanya ibadah mahdah dan menjauhi dosa-dosa besar. Sementara Assabiquna bil khairat artinya mereka yang tidak puas hanya dengan melaksanakan kewajiban yang telah diwajibkan Allah SWT kepadanya, mereka ingin bersegera meraih kedekatan Allah SWT. dengan melaksanakan ibadah yang sifatnya sunnah, menjauhi dosa-dosa besar, dan meninggalkan yang makruh. عن ربيعة بن كعب الأسلمي رضي الله عنه كنت أبيتُ مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فأتيتُه بوَضوئِه وحاجته فقال لي سلْ، فقلتُ أسألُك مرافقتَك في الجنة، قال صلى الله عليه وسلم أو غير ذلك؟ قلت هو ذاك، قال فأعنِّي على نفسِك بكثرة السجود Ada salah seorang pemuda mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku ingin bersamamu di surga kelak." Rasulullah ﷺ berkata, "Apa ada hal lain yang kamu inginkan?" Pemuda itu berkata, "Hanya itu yang aku inginkan." akhirnya Rasulullah ﷺ berkata, "Kalau demikian, bantulah aku agar dapat menolongmu dengan memperbanyak sujud." HR Muslim, Abu Daud, dan Nasai. Baca juga Pimpinan Nurul Musthofa Soal M Kece Kita Marah Nabi Dihina Artinya, bekali dirimu dengan ibadah sunnah sehingga kamu dicintai Allah SWT dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Ibadah sunnah itu amat banyak, baik yang berbentuk sholat, puasa, dzikir dan sedekah. Setiap orang Islam pasti mengetahui perkara yang membawa nilai manfaat pada dirinya dan yang dapat melembutkan hatinya. Untuk itu, selayaknya bagi orang yang mengetahui akan hal ini dapat menjalankannya, sehingga menjadikan dirinya salah satu kekasih Allah SWT. Para kekasih-Nya adalah mereka yang senantiasa menjaga ibadah sunnah, senang berpuasa, gemar melaksanakan sholat dhuha dan tidak pernah lupa memanjatkan doa kepada Allah di keheningan malam setelah qiyamul lail.
Kisah Kekasih Allah yang Tersembunyi 1 Selasa, 06 Februari 2018 0917 WIB 93861 Views Suatu saat, Imam Hasan Al Bashri rahumahullah berjalan di tepian sungai Tigris. Beliau melihat seorang lelaki, duduk-duduk dengan seorang wanita. Berasyik masyuk, berbicang-bincang dengan santainya di depan umum Suatu saat, Imam Hasan Al Bashri rahumahullah berjalan di tepian sungai Tigris. Beliau melihat seorang lelaki, duduk-duduk dengan seorang wanita. Berasyik masyuk, berbicang-bincang dengan santainya di depan umum. Tak cukup hanya itu, si lelaki ini ternyata di sebelahnya ada sebuah wadah, yang mana wadah itu umumnya dipakai untuk tempat khamr pada masa itu. Dari dua hal di atas, sudah cukup membuat hati sang Imam membersitkan su'udzon. Sudahlah tak tahu malu berduaan dengan wanita di depan umum, ditemankan khamr pula. Sesaat setelah kejadian itu, tiba-tiba ada kejadian tak terduga. Sebuah perahu yang sedang menyeberang sungai Tigris tetiba terbalik. Ada tujuh orang yang sudah jatuh ke air dan membutuhkan pertolongan. Seketika itu juga, tak disangka-sangka lelaki yang dibatin oleh Imam Hasan Al Bashri tadi langsung terjun ke dalam sungai. Bersusah payah, ia berhasil menyelamatkan enam orang yang hampir tenggelam itu. "Wahai, Tua ! Tolong selamatkan yang satu itu.." Imam Hasan al Bashri pun terjun juga ke sungai. Namun, dengan susah payah pula, ternyata beliau tidak berhasil menyelamatkan satu orang ini. Saat beliau telah berada di daratan, si pemuda ini berkata, "Wahai, Tuan. Sepertinya engkau memandang rendah diriku." "Kalau kau memandang rendah diriku, maka demi Allah aku telah menyelamatkan enam orang. Sedangkan engkau menyelamatkan satu orang pun tak sanggup." "Tahukah engkau? Perempuan ini adalah ibuku. Ia sangat senang aku menemaninya menghabiskan waktu. Maka kutemani ia untuk menyenangkan hatinya di tepian sungai." "Dan jika engkau mengira ini adalah khamr, maka ketahuilah. Isi wadah ini adalah air! Seketika itu, Imam Hasan Al Bashri menangis sambil berkata, "Sungguh betapa banyak dosaku. Berprasangka buruk, memandang rendah orang lain, menganggap diriku lebih tinggi, ujub, takabbur, dan kemudian tidak bisa menolong hamba Allah yang lain. Sedangkan engkau, telah melakukan kebalikannya." Dan dari peristiwa itu, muncullah perkataan Imam Hasan Al Bashri yang sangat terkenal, "Orang yang disebut zuhud adalah orang yang ketika bertemu selainnya, ia berkata 'dia lebih utama dariku'." Wallahu a'lam bish shawab
Abdullah bin Mubarak, salah seorang ulama di masa tabi’in, setelah melaksanakan ibadah haji atau umrah, ia tinggal beberapa waktu lamanya di Makkah. Ketika itu terjadi masa paceklik karena telah beberapa bulan lamanya tidak terjadi hujan. Maka orang-orang datang ke suatu lapangan luas untuk melaksanakan shalat istisqo’ shalat meminta hujan, Abdullah bin Mubarak ikut serta dalam jamaah shalat shalat dan memanjatkan doa kepada Allah, tidak terlihat tanda-tanda bahwa hujan akan turun. Hingga malam menjelang tidak ada awan tebal yang datang membawa air untuk menyirami wilayah Makkah dan sekitarnya. Keesokan harinya, mereka mengulang lagi shalat istisqo’ tersebut, tetapi masih juga tidak ada pertanda akan turunnya hujan, termasuk ketika mereka melakukannya untuk ke tiga kalinya pada hari berjamaah shalat Istisqo’ pada hari ketiga itu, Ibnul Mubarak berkata dalam hati, “Aku akan keluar memisahkan diri dari orang-orang ini dan berdoa kepada Allah, mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya dan mengabulkan doaku sehingga hujan bisa turun!!”Ia berjalan diam-diam menuju perbukitan di sekitar Makkah, dan masuk salah satu gua yang berada di sana. Tetapi belum sempat ia berbuat apa-apa, tiba-tiba masuklah ke dalam gua itu seorang lelaki berkulit hitam, yang tampaknya seorang budak. Entah tidak tahu, pura-pura tidak tahu atau merasa minder melihat penampilan’ Ibnul Mubarak yang layaknya seorang ulama khusyu dan khos’, budak berkulit hitam itu tidak menyapa atau memberi salam hitam itu langsung shalat dua rakaat yang tampaknya sederhana dan ringkas. Setelah mengucap salam, ia meletakkan kepalanya di tanah dan berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba-Mu, mereka telah melaksanakan shalat Istisqo’ selama tiga hari, tetapi Engkau belum berkenan juga menurunkan hujan. Maka demi Keagungan dan Kemuliaan-Mu, aku tidak akan mengangkat kepalaku hingga Engkau menurunkan hujan kepada kami!!”Beberapa waktu lamanya ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba datang awan hitam bergulung-gulung, kemudian hujan turun dengan derasnya. Lelaki itu segera mengangkat kepalanya dan keluar gua, berjalan menembus hujan tanpa berkata Ibnul Mubarak tertegun melihat pemandangan itu, dan segera setelah tersadar ia berjalan mengikuti lelaki hitam itu menembus hujan. Ia terus membuntutinya hingga memasuki sebuah perkampungan, dan lelaki hitam itu memasuki sebuah rumah yang cukup bagus. Ia duduk diam di depan rumah itu beberapa waktu lamanya, sampai seseorang keluar. Ibnul Mubarak berkata, “Rumah siapakah ini?”Lelaki itu berkata, “Rumah Tuan Fulan bin Fulan!!”“Bisakah saya membeli budak dari dirinya?” Kata Ibnul Mubarak itu berkata, “Bisa dan silahkan masuk!!”Ibnul Mubarak dipersilahkan duduk dan lelaki itu segera memanggil tuannya. Sang pemilik rumah menemui Ibnul Mubarak sambil membawa seorang budak yang bagus wajahnya dan tampak cekatan, tetapi ia berkata, “Aku tidak menginginkan orang ini, apakah engkau mempunyai budak lainnya??”“Baiklah!!” Kata sang pemilik rumah, sambil memerintahkan untuk memanggil budak atau dua orang budak lagi ditunjukkan, tetapi Ibnul Mubarak berkata, “Aku menginginkan yang lainnya, apakah engkau masih memilikinya?”Tujuan utama Abdullah bin Mubarak adalah lelaki hitam yang ditemuinya di dalam gua itu. Orang itu berkata, “Saya memang masih memiliki satu orang lagi budak, tetapi ia sangat tidak pantas bagi tuan!!”“Mengapa?” Tanya Ibnul itu berkata, “Karena dia seorang yang pemalas, tuan tidak akan memperoleh manfaat apa-apa dari dirinya.”Ibnul Mubarak berkata, “Bawalah dia kemari, aku ingin melihatnya.”Budak itu segera didatangkan, dan memang lelaki hitam yang ditemuinya di dalam gua tersebut. Tampak kegembiraan di matanya dan segera ia berkata, “Aku ridha dengan orang ini, berapa engkau ingin menjualnya!!”Orang itu berkata, “Saya dahulu membelinya duapuluh dinar, tetapi sekarang tidak laku walau hanya sepuluh dinar!!”“Saya akan membelinya seharga sepuluh dinar darimu!!” Kata Abdullah bin Mubarak, yang langsung mengeluarkan uang sepuluh dinar dan memberikannya kepada orang Mubarak membawa budak hitam itu ke tempat tinggalnya. Budak hitam yang selama itu hanya diam saja, tiba-tiba berkata, “Wahai Ibnul Mubarak, mengapa engkau membeli aku, aku tidak akan mengabdi dan melayani dirimu!!”Walau sempat menduga sebelumnya karena peristiwa di dalam gua itu, masih juga Ibnul Mubarak terkejut karena budak itu mengetahui dan menyebut namanya. Padahal ia belum pernah memperkenalkan diri, termasuk kepada pemilik sebelumnya. Tetapi justru hal itu memperkuat dugaannya sebelumnya, segera saja Ibnul Mubarak berkata, “Bukan seperti itu, justru aku yang akan melayani kamu, siapakah namamu??”Budak hitam itu berkata, “Para kekasih Allah tentu mengenal kekasih-Nya!!”Ketika lelaki hitam itu akan beranjak untuk berwudhu, Ibnul Mubarak segera mengambil air untuknya dan mempersiapkan sandal, serta menunjukkan kamar untuk dirinya. Di dalam kamar lelaki hitam itu shalat dua rakaat. Ibnul Mubarak yang memang sengaja menguping itu, mendengar dia berdoa setelah shalatnya, layaknya sedang bersyair berpuisi, “Wahai Tuhan Pemilik Rahasia, rahasia telah menjadi nyata terbuka, saya tidak lagi menginginkan kehidupan ini, setelah rahasia hidupku diketahui….!!”Beberapa waktu lamanya Ibnul Mubarak menunggu, tetapi ia tidak mendengar suara atau gerakan apapun, maka ia masuk ke dalam kamar dan mendapati lelaki hitam itu telah meninggal. Ia segera mengurus jenazahnya dengan penuh takdzim, hingga memakamkannya. Hanya sedikit orang saja yang membantu dan mengiringi jenazahnya karena hanya seorang budak hitam yang tampak sangat sepele. Hal itu justru menggembirakan bagi Ibnul Mubarak karena ia sendiri yang akhirnya banyak berperan dalam mengurus jenazah kekasih Allah’ harinya, Ibnul Mubarak bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Di sisi kanan beliau ada seorang tua syaikh yang wajahnya tampak bersinar, dan budak hitam itu berada di sisi kiri beliau. Nabi SAW bersabda dalam mimpinya itu, “Mudah-mudahan Allah membalas engkau dengan kebaikan yang berlimpah karena apa yang telah engkau lakukan itu. Aku tidak melihat adanya bahaya dan kesulitan yang akan engkau hadapi karena engkau telah berbuat kebaikan kepada kekasihku ini!!”Beliau menunjuk lelaki hitam tersebut, dan Ibnul Mubarak berkata, “Ya Rasulullah, apakah dia itu kekasihmu?”“Benar,” Kata Nabi SAW, “Dan dia juga kekasih Khalilul Rahman, Ibrahim AS!!”Beliau menunjuk lelaki tua di sisi kanan beliau. Dan Ibnul Mubarak tersentak bangun dari tidurnya. Ia segera bangkit berwudhu dan shalat dua rakaat, kemudian berdoa yang lebih banyak diisinya dengan ucapan syukur kepada Allah.
kekasih allah yang tersembunyi