Jadibisa dibilang bahwa keris umyang adalah istilah pasar bagi keris dapur Puthut (Kembar). Kenapa Keris Omyang Jimbe banyak dicari karena jaman dulu Pusaka Keris Omyang Jimbe terkenal bisa mendatangkan Beras (rejeki) bagi pemiliknya, atau panennya akan selalu berhasil dan tidak pernah gagal, hidupnya serba kecukupan.
Setiapmalam Jum'at Legi dan Selasa Kliwon makam ini ramai sekali dikunjungi para peziarah. Tak hanya kalangan ibu-ibu, bahkan kebanyakan para pengunjungnya adalah wanita-wanita tuna susila. Mereka berbondong-bondong membawa sesaji dan beberapa benda-benda untuk ritual. Entah tradisi dari mana namun yang pasti makam keramat ini memiliki
Keris" Omyang " versus buatan Empu Omyang (Masa Pajang) mempunyai ganja yang datar termasuk ganja wuwung. Bagaimanakah dengan yang di kenal orang-orang dengan " omyang jimbe " (yang di kenal mempunyai isoteri (tuah) membuat perlindungan harta pemiliknya serta mempermudah menagih hutang, bahkan juga sebagian keris omyang bisa di gunakan hingga menarik dana ghaib.
Kerisnogo sosro asli yang banyak sekali diburu para pecinta keris pusaka bertuah. selain itu keris ini masih banyak juga variannya seperti keris naga sari, keris nogo sosro kembar, keris naga sasra kecil, keris nogo runting, keris nogo sosro mini. Keris Pusaka Naga Sasra Kinatah Kamarogan mempunyai khasiat Insya Allah untuk kejayaan
AzimatKeris Nogo Kembar Nama Produk: Azimat Keris Nogo Kembar Kode Produk: JB246 Harga/Mahar: Rp 695.000 Tuah dan Khasiat: Azimat Keris Nogo Kembar Insya Allah mempunyai tuah dan khasiat untuk membangkitkan kewibawaan, derajat dan martabat. Dihormati dan disegani orang banyak, mempunyai karisma dan daya tarik, mudah mencari dukungan, membantu mendapatkan posisi/pangkat/jabatan, membantu dalam
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. FilterKesehatanObat - ObatanRumah TanggaTamanDekorasiPerlengkapan Pesta & CraftHadiahBukuKomikMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata produk untuk "keris naga kembar" 1 - 60 dari Tempat Stand Duduk Tempat Pajangan Keris Isi 1 Ukir Naga SukoharjoGaleri Karya 3AdBlawong Pajangan Tempat Keris Ukiran Naga Kembar Kayu Jati SukoharjoGaleri Karya SeniPreOrderAdStand Keris Duduk Isi 1 Ukir Naga Kembar Kayu Jati Mentahan SukoharjoGaleri Karya 1AdBlawong Keris Isi 1 Ukiran Naga Kembar Kayu Jati Plitur Coklat SukoharjoGaleri Karya SeniPreOrderAdStand Keris Duduk Isi 1 Ukiran Naga Kembar Garap Alusan Kayu SukoharjoGaleri Karya 3keris naga kembar 23Keris Naga Kembar / Temanten Tumpuk Kinatah 1%SurakartaPusaka Nusantara 1Keris Naga Liong Kembar Kinatah Kamarogan Luk 1%SurakartaKoleksi Antik JawaBatik Keris Hem Santai Lengan Pendek Naga 3%Kab. SukoharjoBATIK KERIS 90+Keris naga kembar Gagang Kepala Singa Kuningan Antik Sukoharjogriya 2
Keris Naga Sasra Nogo Sosro. Khasiat Keris Naga Sasra / Nogo Sosro Insya Allah untuk kejayaan, kawibawaan, jabatan, pengayom, menjadi panutan, tauladan, disegani banyak kalangan, kepemimpinan, mudah dalam mengatur, mudah meraih tahta dan kekayaan, rejeki banyak mengalir masuk, pengasihan pemikat, menaklukan banyak orang, menangkal bencana, musibah dan kesialan, keselamatan dan tolak balak, sangat cocok bagi yang ingin meraih jabatan dan meraih kesuksesan bisnis serta masih banyak manfaat lainnya. Dapur / Bentuk Naga Sasra / Nogo Sosro. Pamor / Lambang / Filosofi Keleng lambang kesederhanaan. Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi Kamardikan. Model Bilah Pusaka Naga Sasra Luk 9. Panjang Bilah-Gonjo Keris 37,5 CM. Panjang Seluruh Keris 41,5 CM. Asal Usul Pusaka Mpu Keris Bertuah Sakti. Warangka Model Ladrang Keris Naga Sasra ini hanya ada satu ini saja saat ini, beruntung bagi orang yang cepat membelinya karena Insyaallah tidak akan mengecewakan, karena sangat bagus Keris Pusaka Naga Sasra / Keris Nogo Sosro. Malam itu kabut menyelimuti kotaraja Majapahit. Di langit, mendung menggelanyut menutup gemerlap bintang. Gelap… sunyi, bahkan tak terdengar suara jengkrik dan garengpong yang biasanya rajin berpesta menyambut jatuhnya sinar rembulan. Para Rakryan Mahamantri Katrini, Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, Dharmmadhyaksa serta Dharmma-upapatti memenuhi pendopo agung kotaraja. Duduk bersimpuh mendengarkan sang Raja yang sedang prihatin melihat kondisi kerajaan yang kian memburuk. Musim Paceklik cukup panjang sehingga sawah & ladang kering, hasil panen tidak mencukupi kebutuhan rakyat banyak, perekonomian masyarakat telah dikuasai para saudagar besar yang memonopoli perdagangan, para pejabat kerajaan tak mempedulikan keadaan rakyat, sibuk saling sikut untuk mencari kekuasaan & memperkaya diri sendiri. Kerajaan2 andahan sudah mulai berani membangkang tidak mematuhi arahan2 dari sang Raja, terutama Blambangan yang menurut informasi para telik sandi, sudah menyiapkan bala tentara untuk menggempur kota raja….. Serta masih banyak lagi hal yang disampaikan oleh sang Raja dalam keluh kesah keprihatinannya malam yang hadir hanya menunduk terdiam. Mulut mereka kelu terkunci tak mampu menyela ataupun menampik keprihatinan sang Raja karena memang itulah yang senyatanya terjadi di wilayah kerajaan Majapahit saat itu. Sementara Raja menarik nafas dalam merasakan beban berat berada di pundaknya. Matanya menerawang jauh ke arah wringin kembar yang tertancap kokoh di tengah alun2 kota ketermangguan yang kaku itu, seorang Dharmma-upapatti tiba2 membungkuk menyembah sang Raja, memohon ijin untuk menyampaikan pendapat. Sang Raja pun mengijinkan karena memang ia ingin sekali mendengar masukan dari yang hadir pada malam itu. Maka si Dharmma-upapatti pun memulai kalimatnya….,”Mohon ampun paduka Baginda, memang benar apa yang paduka Baginda sampaikan. Kamipun sangat merasakan keadaan tak menentu yang menimpa kerajaan Majapahit saat ini. Menurut hemat saya, apakah tidak sebaiknya jika Baginda Raja memanggil mPu Supo ke kerajaan dan menitahkannya untuk membuat sebilah pusaka guna meredakan semua ontran2 yang terjadi saat ini ?.Sang Raja pun terhenyak dari kemasygulannya. Berdiri lantas berucap, ” Benar apa yang kau sampaikan itu. Sudah lama kerajaan tidak memiliki pusaka setelah Kyai Sengkelat yang kita selamatkan dari Blambangan. Kini sudah saatnya Majapahit memiliki pusaka yang bisa menenteramkan kondisi kerajaan kita saat ini”. …. Maka segeralah Raja menitahkan orang kepercayaannya untuk memanggil mPu Supo agar membuatkan keris pusaka cerita, setelah mPu Supo menerima titah raja, maka segeralah dia bersemedi memohon petunjuk kepada Shang Hyang Tunggal. Bertapa cukup lama sampai mendapatkan petunjuk bagaimana bentuk & manfaat pusaka yang nanti akan digunakan sebagai salah satu pusaka andalan Majapahit itu. Setelah mendapat petunjuk, maka segeralah ia mencari bahan2 yang dibutuhkan dan mempersiapkan segala ubo rampe pembuatan pusaka kerajaan tersebut. Menempanya di kawah gunung yang sangat panas, dan menyepuhnya di laut sampai air laut itu bergejolak sehingga sampai disebut dengan Segara Wedang, yaitu air laut yang bergejolak seperti air panas yang bergelora. Setelah jadi, pusaka tersebut ternyata memiliki hiasan yang sangat indah berbentuk Naga dengan sisik yang banyak yang lantas diberi julukan Sisik Sewu atau Seribu Sisik berhias emas dengan relief kijang emas atau Kidang Mas Kidang Kencana di sisi tengah bawah selesai seluruh prosesi pembuatan pusaka yang berbentuk Naga tersebut, lantas mPu Supo menyerahkannya kepada sang Raja. Tak ayal, sang Raja sangat bergembira menerima pusaka yang dipesannya tersebut yang lantas menamainya dengan gelar Kyai “NAGA SASRA”.Dalam cerita ini, memang keris pusaka NAGA SASRA diceritakan dibuat oleh mPu Supo pada era kerajaan Majapahit. Dalam legenda disebut bahwa pembuatan Kyai Naga Sasra sampai membuat air laut bergejolak Segara Wedang. Legenda ini seakan mengejawantahkan situasi dimana pusaka tersebut lahir ditengah situasi sosial-politik Majapahit yang sedang bergejolak akibat begitu banyaknya pertentangan, pemberontakan, kemiskinan dan berbagai malapetaka lainnya. Berbagai perbedaan pandangan politik, kesenjangan sosial yang makin tampak dan beragamnya kepercayaan masyarakat pada masa itu diibaratkan dengan istilah Sisik Sewu Sasra.Naga Sendiri memiliki makna kewibawaan seorang Raja yang bisa memberikan pengayoman, perlindungan dan mampu mensejahterakan masyarakat yang dipimpinnya. Menyatukan berbagai perbedaan yang ada dengan simbol Keris yang bermakna tungggal lan manunggal. Sedangkan kidang kencana atau kidang mas melambangkan kemakmuran ketika semua elemen masyarakat mampu bersatu padu menyatukan tekad membentuk kerajaan yang besar. Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kertaraharja diejawantahkan dalam hiasan emas yang melapisi bilah keris Naga Sasra sehingga kyai Naga Sasra telah menjadi pusaka yang benar2 mengilhami sang Raja sehingga mampu menjalankan roda pemerintahan dengan lebih bijaksana dan mampu menyatukan cara pandang masyarakat sehingga segala ontran2 bisa dilalui dengan baik. Maka Kerajaan Majapahit pun kembali berdiri tegar menjadi kerajaan yang kuat.
kegunaan keris nogo kembar