Membacadangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. 2) Membaca intensif Membaca intensif adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira 21 Karakteristik Media dan Sumber Pembelajaran Tematik. Strategi penyampaian mengacu kepada cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari peserta didik. Oleh karena itu, media merupakan komponen strategi yang mengacu kepada kegiatan apa yang Andadapat belajar banyak dari membaca karya fiksi, nonfiksi, atau bahkan sejarah yang membosankan. 2. Bagilah bacaan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Ketika membaca sebuah buku yang sulit, membayangkan buku tersebut sebagai sebuah karya yang terdiri dari ratusan halaman akan mengurangi semangat Anda. Darisini, bisa kita ambil perbedaan. Parodi tidak melulu digunakan untuk melucu, ada juga parodi yang gak lucu sementara satire sendiri artinya adalah jenaka. Satire digunakan untuk mencemooh orang sedangkan parodi lebih luas cakupannya. Satire tidak harus meniru ucapan orang atau tindakan orang sedangk. Lanjutkan Membaca. Kegiatanmembaca siswa sangat rendah dan belum menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar atau penting. Membaca itu sangat perlu karena dengan membaca seseorang akan memperluas dan menambah wawasan serta pandangannya. Ada pepatah mengatakan membaca adalah membuka jendela dunia. Artinya dengan membaca segala sesuatu yang ada di Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. HAKEKAT MEMBACA, PROSES MEMBACA, JENIS-JENIS KEGIATAN MEMBACA, MEMBACA PEMAHAMAN HAKEKAT MEMBACA Menurut Kolker 1983 3 membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa dalam Cox, 1988 6 memberikan definisi membaca sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu Rosenblatt dalam Tompkins, 1991 267 berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca Mc Donald dalam Burns, 1996 8 mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpaduSyafi’i 1999 7 juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah Farris 1993 304 mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki. PROSES MEMBACAMenurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu menurut Harjasujana 1986 34 sama dengan pendapat Flesch 1955 yang mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu juga menurut pendapat Fries dalam Harjasujana, 1986 34 bahwa membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang oleh Goodman dalam Cox, 1998 270 yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu disebut model pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart dalam Harris dan Sipay, 1980 8 menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi dkk. 1996 6 menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. 19968 mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu 1 mengamati simbol-simbol tulisan, 2 menginterprestasikan apa yang diamati, 3 mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, 4 menghubungkan kata-kata dan maknanya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, 5 membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca, 6 mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, 7 membangun asosiasi, 8 menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, 9 mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca. PERIODE MEMBACA 1. PrabacaMenurut Burns, dkk. 1996 224 siswa akan terdorong memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk. 1996224 bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun Moore 1991 22 menyarankan kepada siswa agar pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo 1994 5 mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa mengembangkan membaca secara efektif ,dan bisa mengatur waktunya secara fleksibel. 2. Saat-bacaAktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. 1996229-236 mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo 1994 8 lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut. 3. Saat-bacaAktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. 1996237 digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali dan aplikasi. JENIS-JENIS MEMBACA Dari Aspek kegiatannya 1. Membaca Keras Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”. 2. Membaca dalam HatiMembaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca, menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala. 3. Membaca CepatYaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu. 4. Membaca RekreatifYaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaab diambil dari cerpen dan novel. 5. Membaca AnalitikYaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan. Menurut Bentuknya 1. Membaca Intensif Qira’ah MukatsafahYaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca. 2. Membaca Ekstensif Qira’ah Muwassa’ahYaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan. MEMBACA PEMAHAMAN Banyak definisi membaca pemahaman yang disampaikan oleh para ahli. Definisi itu secara umum mempunyai arti yang hampir sama, yaitu memahami informasi secara langsung yang ada dalam teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak secara langsung dalam teks. Pendapat-pendapat yang mendukung definisi itu diantaranya adalahRubin 1993 194 mendefinisikan bahwa membaca pemahaman adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin 1993195 bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif. Hal itu diperkuat oleh Burns 1996255 bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal literal comprehension, pemahaman interpretatif interpretative comprehension, pemahaman kritis critical comprehension dan pemahaman kreatif creative comprehension.Beberapa kemampuan yang ada dalam membaca literal, interpretatif, kritis, dan kreatif dapat diuraikan lebih rinci lagi mulai dari definisi sampai dengan aktivitasnya. Penjelasan tentang definisi dan aktivitasnya tersebut, Syafi’ie 1999 31 mengatakan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan memamhami arti kata, kalimat dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa adanya. Dalam pemahaman literal ini tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi inforasi bacaan. Yang terjadi hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dalam bacaan. Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat menggunakan kata tanya apa, siapa, kapan, bagaimana, interpretatif merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan. Kegiatan ini lebih dalam lagi bila dibandingkan dengan membaca literal karena dalam membaca literal pembaca hanya mengenal apa yang tersurat saja, tetapi dalam membaca interpretatif, pembaca ingin juga mengetahui apa yang disampaikan penulis secara tersirat. Menurut Syafi’ie 199936 pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal yang aktivitasnya berupa menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memahami hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan, menemukan hubungan baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam kritis merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan itu. Oleh para ahli membaca kritis ini dipandang sebagai jenis membaca tersendiri sehingga para ahli membuat definisi yang redaksinya berbeda-beda. Menurut Burns 1996278 membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, dan kesesuaian. Pembaca kritis harus bisa menjadi pembaca yang aktif, bertanya, meneliti fakta-fakta, dan menggantungkan penilaian/keputusan sampai ia mempertimbangkan semua kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan harus menggunakan imajinasinya. Dalam membaca kreatif, pembaca memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya. Kemampuan itu akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa menghasilkan gagasan-gagasan baru. Proses membaca kreatif ini menurut Syafi’ie 199936 dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan dan pola-pola pikiran baru. Jenis-jenis membaca 1 Membaca yang Bersuara Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup a Membaca nyaring dan keras Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMP disebut membacakan. Membacakan berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. b Membaca Teknik Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi. Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur. Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh. c Membaca Indah Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam apresiasi sastra. 2 Membaca yang Tidak Bersuara dalam hati Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang mencakupi a Membaca teliti. b Membaca pemahaman. c Membaca ide. d Membaca kritis. e Membaca telaah bahasa. f Membaca skimming. g Membaca cepat. Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi. Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Membaca skimming sekilas adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok. Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian bagian lain yang tidak kita perlukan. Membaca Cepat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca cepat diartikan sebagai membaca dalam hati dengan tujuan memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya Depdiknas, 2008. Sedangkan menyatakan membaca cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Membaca cepat adalah membaca dengan teknik cepat tanpa mengurangi pemahaman terhadap isi bacaan. Biasanya dalam kegiatan membaca cepat dapat dibaca sekitar 200 kata per menit. Kemampuan pemahaman dikatakan berhasil apabila pembaca mampu menjawab pertanyaan bacaan dengan kecepatan jawaban benar 75%. Pernahkah kamu berlatih membaca cepat? Sudah berhasilkan usaha tersebut? Kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan dapat kita tingkatkan. Hal itu bergantung pada teknik dan kemampuan kita. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca cepat adalah sebagai berikut. 1. Metode gerak mata Metode ini merupakan cara membaca dengan memperluas jangkauan mata dan mengurangi regresi/pengulangan. Bacalah teks dalam hati dengan memperluas pandangan jangkauan mata. Usahakan jangan sampai mengulang kata atau kalimat yang sudah kamu baca. Membaca mundur disebut regresi. Hal itu akan memperlambat kecepatan membaca dan mengganggu dalam memahami isi bacaan. 2. Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara Dalam membaca cepat, bacalah teks dalam hati! Janganlah kamu membaca dengan bersuara dengan mulut bergerak-gerak seperti akan menyuarakan sesuatu. Jangan menggunakan wajah, tangan, dan alat lain untuk menunjuk kata demi kata dalam bacaan tersebut. Hal itu akan memperlambat kamu dalam membaca cepat. 3. Meningkatkan konsentrasi Fokuskan konsentrasi, meliputi mata, pikiran, maupun hati pada isi bacaan. Pikiran harus bersih dan positif. Jangan diisi hal-hal lain atau pendapatmu sendiri ketika sedang membaca. Hati kita pun harus senang, ikhlas, dan bersungguh-sungguh. Hal-hal tersebut akan membantu kita memahami isi bacaan dengan lebih maksimal. Page 2 Diterbitkan tanggal 1 Februari 2019 Triningsih Pustakawan Muda IAIN Surakarta Perayaan World Read Aloud Day tanggal 1 Februari adalah perayaan yang mengingatkan kita akan pentingnya membaca dan menulis. Hal ini digagas oleh organisasi non-profit LitWorld yang punya misi untuk memberantas buta aksara di dunia. Seringkali anak-anak diminta untuk membaca buku oleh gurunya didepan kelas dengan suara nyaring. Atau sebagai orang tua terkadang meminta anak untuk membaca di rumah ketika menemani buah hati belajar dengan suara yang nyaring pula. Membaca Nyaring Ternyata hal tersebut mempunyai dampak yang positif. Membaca nyaring dapat membuat otak menjadi lebih mudah untuk menghapal apa yang telah dibaca. Membaca nyaring juga bisa membuat pendengar mengetahui jika cara baca tersebut sudah benar atau belum. Membaca nyaring itu menyehatkan karena melibatkan bagian otak tertentu untuk bergerak, jika dibandingkan dengan membaca secara diam. Membaca nyaring adalah aktivitas yang menyenangkan, karena antara pembaca dan pendengar bersama-sama menangkap dan memahami informasi yang sedang dibaca. Membaca nyaring dapat juga dikatakan dengan membaca bersuara yang difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat atau intonasi, jeda, serta menguasai tanda baca. Membaca nyaring yaitu melafalkan suara dengan keras. Hal itu senada dengan Dalman 201048 yang mengatakan bahwa membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rothlein dan Meinbach 1993 dalam Supardi 2010 menunjukkan bahwa membaca nyaring dapat meningkatkan keterampilan berbahasa lainnya, membantu perkembangan anak mencintai buku, dan membaca ceritera sepanjang hidupnya. Anak-anak cenderung meniru dan mengikuti jejak orang dewasa. Pendapat yang mirip disampaikan oleh Cox 1999, membaca nyaring untuk anak-anak yang dilakukan setiap hari merupakan sesuatu yang penting untuk mengajar mereka menyimak, berbicara, atau menulis. Pembacaan cerita yang dilakukan oleh orang tua akan membawa anak dalam perkembangan bahasa yang baik, melalui perkembangan kosa kata, semangat membaca, dan sukses dalam belajar membaca permulaan. Terlebih lagi, membaca dengan suara nyaring dapat mempengaruhi area produktivitas yang berbicara di dalam otak. Pastinya ini akan dapat membuat otak menjadi lebih aktif dan tentu saja menyehatkan. Sungguh hebat bukan? Membaca nyaring atau keras, ternyata sesuai dengan ajaran Rosulullah Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Hakim. Membaca dengan nyaring/ keras seperti bersedekah. Anjuran tersebut juga berlaku ketika membaca kitab suci Alquran. “Orang yang membaca Alquran dengan suara keras adalah seperti orang yang bersedekah terang-terangan, dan orang yang membaca Alquran dengan suara perlahan adalah seperti orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi.” HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Hakim. Kembali kepada niat dalam hati seseorang tersebut. Jika niatnya ingin bersedekah secara terang-terangan agar dapat menggugah orang lain untuk ikut membaca dan berbagi pengetahuan, maka hal tersebut diperbolehkan. Sama dengan buku yang dibaca nyaring, jika hal tersebut ingin berbagi informasi dan pengetahuan, maka dibolehkan membaca nyaring. Mengingat betapa positifnya membaca nyaring, marilah kita isi fikiran dengan ilmu pengetahun serta berbagi informasi disekitar kita dengan membaca nyaring. Bisa dimulai dari diri sendiri kepada keluarga terdekat anak, suami/ istri, maupun teman terdekat. Selamat Membaca Nyaring. Semoga bermanfaat. Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati.[1] Membaca adalah mengungkapkan suatu imajinasi terhadap suatu pembaca yang disukai khalayak ramai dan juga dimengerti oleh seseorang yang dicintai. Kegiatan membaca meliputi membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras di depan umum. Sedangkan kegiatan membaca dalam hati adalah kegiatan membaca dengan seksama yang dilakukan untuk mengerti dan memahami maksud atau tujuan penulis dalam media tertulis.[2] Membaca Membaca menjadi salah satu jenis kemampuan berbahasa melalui tulisan yang bersifat reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan membuat orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.[3] Hal tersebut berdampak pada kemampuan dalam menyelesaikan sekolah dan menjalani hidup lebih mudah.[4] Membaca dapat diartikan juga sebagai proses individu memperoleh makna dari cetakan. Kegiatan membaca bukan sekedar aktivitas yang bersifat pasif dan respektif saja, melainkan menghendaki pembaca untuk aktif berpikir ketika sedang melihat kata-kata yang terdapat di dalam buku.[5] Di dalam konteks belajar-mengajar seperti di sekolah ataupun di kampus, membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman sebagai produk yang dapat diukur.[6] Ada banyak cara yang distandarkan untuk mengukur kemampuan membaca individu. Sejumlah teknik pengukuran kemampuan membaca yang sering dipergunakan antara lain adalah dengan mempergunakan bentuk benar-salah, melengkapi kalimat, pilihan ganda, pembuatan ringkasan atau rangkuman, test,test-C, dan lain-lain.[7] Membaca dapat dibedakan menjadi empat tingkat kerumitan proses berpikir, yaitu membaca literal, membaca interpretatif, membaca kritis, dan membaca kreatif. Membaca literal merupakan tingkatan membaca yang hanya bertujuan menemukan informasi yang dinyatakan secara jelas di dalam bacaan. Membaca interpretatif melibatkan kemampuan memperoleh informasi yang dihasilkan dari penggabungan pernyataan antarbaris dalam bacaan. Membaca kritis melibatkan kemampuan memperoleh informasi melalui proses berpikir kritis yang meliputi proses analisis, sintesis, dan evaluasi isi bacaan. Sedangkan membaca kreatif melibatkan kemampuan memproduksi ide dengan cara berimajinasi dan berkreasi. Capaian tingkatan kegiatan membaca diperoleh melalui pemahaman dan kegiatan membaca secara berjenjang. Pemahaman akan bacaan dengan tingkat tinggi terlebih dahulu memerlukan keterampilan membaca di tingkat yang lebih rendah.[8] Terdapat 5 jenis membaca[9], yaitu Membaca teliti yaitu membaca yang penekannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan, Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan, Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang tedapat pada bacaan. Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tegang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, bukan hanya mencari kesalahan. Membaca telaah bahasa. Tujuan utama dari kegiatan membaca adalah untuk mengumpulkan informasi serta memahami makna bacaan. Aspek penting di dalam kegiatan membaca yaitu aspek kepenulisan dan aspek kebahasaan. Aspek penulisan merupakan aspek dasar yang berkaitan dengan kemampuan mengenali bentuk huruf dan unsur-unsur linguistik. Sedangkan aspek kebahasaaan merupakan aspek lanjutan yang meliputi pembacaan secara lambat dalam memahami pengertian leksikal, gramatikal, retorikal, keterkaitan, penilaian isi, dan penilaian bentuk. Aspek kebahasaan juga dapat dibaca dengan tempo waktu yang beragam dan disesuaikan dengan keadaan yang mudah dilakukan.[10] Membaca suatu bacaan tidak dilakukan dalam sekali baca dan tanpa pengulangan. Pembacaan yang berulang-ulang membuat bacaan mudah diingat dalam waktu yang relatif lama, Keterampilan mengingat bacaan dapa dilakukan mulai dari mengorganisasikan bahan yang dibaca agar mudah dipahami. Selanjutnya, bahan bacaan dikaitkan dengan fakta-fakta atau menghubungkan dengan pengalaman pembaca. Pembaca juga perlu mencatat ide pokok atau detail penting yang diperlukan, menguasai diksi serta terbiasa dengan struktur dasar dalam penulisan kalimat, paragraf, dan tata bahasa.[11] Kegiatan membaca memerlukan pemahaman, interpretasi dan penilaian informasi serta tanggapan terhadap bacaan, sehingga terjadi proses berpikir. Pengembangan kemampuan berpikir setiap individu dapat dicapai melalui kegiatan membaca. Selama membaca, individu memperoleh pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kapasitas berpikirnya.[12] Kegiatan menulis selalu berkaitan dengan kegiatan membaca. Penulis yang banyak membaca akan memiliki kemahiran dalam memilih kata dan menggunakan permainan kata.[13] Selain itu, membaca secara bebas bacaan dengan topik, judul dan bentuk yang beragam akan memberikan banyak informasi bagi penulis.[14] Terdapat beberapa tujuan membaca[15], yaitu Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku. Menangkap ide pokok/gagasan utama buku secara cepat waktu terbatas. Mendapatkan informasi tentang sesuatu misalnya, kebudayaan suku indian. Mengenali makna kata-kata istilah sulit. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar. Ingin memperoleh nikmatan dari karya fiksi. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang/penulis. Ingin mendapatkan alat tertentu instrumen affect. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang ahli atau keterangan tentang definisi suatu istilah. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca individu. Kemampuan membaca yang dimaksud adalah bagaimana pemahaman seseorang pada bacaan yang dibacanya dan tingkat kecepatan yang dimiliki. Faktor-faktor itu antara lain tingkat Intelejensia, kemampuan berbahasa, sikap dan minat, keadaan bacaan, kebiasaan membaca, pengetahuan tentang cara membaca, latar belakang sosial, ekonomi dan budaya, dan emosi.[16] Terdapat 3 tahap yang dapat dilakukan individu untuk menjadi pembaca yang efisien[17], yaitu Tahap kegiatan pramembaca yaitu kegiatankegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan membaca sebagai jembatan untuk memahami bacaan. Tahap kegiatan membaca yaitu kegiatan memahami teks yang dibaca. Tahap kegiatan setelah membaca yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan membaca untuk mengecek atau menguji pemahaman terhadap bacaan yang telah dibaca. Buku Penulis Membaca cepat Bimbingan membaca ^ Ade Husnul Khotimah, Dadan Djuanda, Dadang Kurnia 2016. “Keterampilan Membaca Cepat Dalam Menemukan Gagasan Utama”. Jurnal Pena Ilmiah. 1 1 342. ISSN 2540-9174. Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link ^ Tarigan, Henry Guntur 1979. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung Angkasa. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan ^ Irdawati, Yunidar dan Darmawan 2014, hlm. 2. ^ De Porter 2003, hlm. 182. ^ Gibbons 1993, hlm. 70-71. ^ Ahmadi 1990, hlm. 22. ^ Iskandarwassid dan Sunendar 2008, hlm. 247. ^ Sultan 2018, hlm. 2-3. ^ Tarigan 1979, hlm. 23-38. ^ Nurdjan, dkk. 2016, hlm. 82-83. ^ Nurdjan, dkk. 2016, hlm. 83. ^ Sultan 2018, hlm. 2. ^ Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 115-116. ^ Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 125. ^ Nurhadi 1987, hlm. 11. ^ Mulyono 2003, hlm. 31. ^ Harras et al 2007. Nurdjan, dkk. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Makassar Penerbit Aksara Timur. ISBN 978-602-73433-6-8. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Sultan 2018. Membaca Kritis Mengungkap Ideologi Teks dengan Pendekatan Literasi Kritis PDF. Yogyakarta Baskara Media. ISBN 978-602-50306-3-5. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Suyanto dan Jihad, A. 2009. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah PDF. Yogyakarta Penerbit Eduka. ISBN 978-979-18882-64. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Irdawati, Yunidar &, Darmawan 2014. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di Min Buol” PDF. Jurnal Kreatif Tadulako. 5 4 1–14. ISSN 2354-614X. Gibbons 1993. Learning to Learn in a Second Language. Australia Heinemann Portmourth NH. ISBN 0-435-08785-1. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Mulyono, Abdurrahman 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka CIpta. ISBN 979-518-525-9 Periksa nilai checksum isbn= bantuan. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan De Porter, B. 2003. Quantum teaching mempraktikkan quantum learning di ruang-ruang kelas. Bandung Kaifa. ISBN 978-602-0851-24-2. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Ahmadi, Mukhsin 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang YA3 Malang. ISBN 978-602-453-406-6. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Iskandarwassid &, Sunendar D. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung Rosda. ISBN 978-602-432-569-5. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Nurhadi 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung Sinar Baru dan YA3 Malang. ISBN 979-403-387-1. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Tarigan, H. G. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. ISBN 978-979-1016-55-1. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Harras; et al. 2007. Membaca 1 Buku Materi Pokok Modul 1-6. Jakarta Universitas Terbuka. Parameter url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan bantuanPemeliharaan CS1 Penggunaan et al. yang eksplisit link Wikimedia Commons memiliki media mengenai Membaca. Diperoleh dari “// Video yang berhubungan

kegiatan membaca yang disuarakan keras disebut membaca